Winning Meal Project, Cara Dongkrak Prestasi Atlit Indonesia
Asupan gizi menjadi hal mendasar yang harus diperhatikan dalam menopang para Atlit Indonesia untuk dapat berprestasi dalam event-event olahraga internasional. Di negara maju, bahkan asupan gizi para atlit sudah diperhatikan bertahun-tahun sebelum mereka bertanding.
Menurut Emilia E. Achmadi MS., RDN, ahli gizi klinis di bidang olahraga, gizi menjadi bagian fundamental yang wajib diperhatikan.
“Malah, di China, Amerika, dan Jepang, gizi para atlit dimulai sejak mereka berusia 6 tahun (usia sekolah dasar yang dijadikan kurikulum pendidikan)” ujarnya.
Sehingga, ketika atlit tersebut beranjak remaja, mereka sudah siap bertanding. Di beberapa cabang olahraga, persiapan gizi khusus sport performance sesuai dengan disiplin/cabang olahraga dilakukan delapan tahun sebelum atlit tersebut bertarung di arena.
(Ajinomoto Indonesia)
Kondisi ini diakui Emilia, belum diterapkan di Indonesia uhusnya untuk Para Atlit Indonesia secara benar dan konsisten dengan sistem formulasi, produksi, monitoring dan evaluasi secara profesional. Kondisi inilah yang membuat ia tergerak ketika diajak dalam program “Winning Meal Project” yang digagas oleh Ajinomoto Indonesia. Ia mengaku tertarik dengan program ini karena sesuai dengan idealismenya sebagai ahli gizi.
“Karena menurut saya, peran private sector dibutuhkan untuk peningkatan kualitas Atlit Indonesia,” tuturnya.
Emilia mengungkapkan bahwa melalui program ini dirinya fokus memperhatikan dan menyiapkan asupan gizi atlit renang I Gede Siman Sudarwata. Sebagaimana diketahui, Siman, pria asal Bali ini pernah menyabet empat medali emas di ajang SEA Games 2011 di Palembang.
"Banyak masyarakat yang belum paham, bahwa asupan gizi para atlit khususnya atlit indonesia tidak bisa disamakan dengan asupan orang rata-rata. Bahan bakar mobil balap tidak sama dengan bahan bakar mobil biasa bahkan lebih spesifik lagi tergantung mobil balap jenis apa! Para atlit mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, beban latihan yang tak sama, dan histori cedera yang berbeda pula, tentu hal ini akan memengaruhi dengan asupan gizi yang dibutuhkan setiap atlit", ungkap Emilia.
Melalui “Winning Meal Project” Emilia menyusun asupan gizi untuk Siman sesuai dengan kondisi fisik, pengukuran anthropometric, dan periodisasi latihan dengan Peak Performance yang menjadi goal. Makanan sehari-hari Siman sebelum dan sesudah latihan akan disiapkan secara detail.
“Gizi sebelum dan sesudah latihan akan sangat berbeda. Misalnya, di 45 menit setelah latihan berat para atlit membutuhkan gizi khusus untuk memaksimalkan recovery process menuju sesi latihan berikut dan mencegah cedera, karena di saat itulah harus ada asupan untuk mengembalikan dan memperbaiki bagian tubuh yang rusak. Bila hal ini tidak dilakukan, maka fisik si atlit akan cepat menurun,” paparnya.
Makanan sehari-hari Siman sebelum dan sesudah latihan akan disiapkan secara detail. Contohnya, Siman telah melakukan pencapaian rekor nasional dari 50 meter gaya punggung, dengan waktu 25.01 detik. “Patokan itulah yang akan menjadi acuan Winning Meal Project (WMP) ke depannya,” terangnya.
Comments
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Secara Bijak dan Sesuai Dengan isi Topik Pembahasan Artikel.